Matakuliah IGD semua mahasiswa soal finalnya adalah soal yang
dibuat sendiri dan jawabnnya harus di hafal.. nilai sesuai dengan bobot
dan model soal.. kalau pertanyaannya sebutkan nilainya jelek.. kalao jelaskan
dan sebagainya pasti bagus juga nilainya apalagi kalau membandingkan 2 teori.
Inilah dua soal yang menghantarkan ku mendapat nilai A pada
matakuliah ini.. hahaha bangga (nama buah).. ^^
1. Jelaskan pengertian marasmus menurut Almatsier dan berikan contoh penanganan cepat terhadap kasus gizi buruk ?
Jawab
:
Marasmus adalah penyakit pada bayi (dua
belas bulan pertama), karena terlambat diberikan makanan tambahan. Kemudian
marasmus diartikan sebagai suatu bentuk kurang kalori-protein yang berat.
Keadaan ini merupakan hasil akhir dari interaksi antara kekurangan makanan dan
penyakit infeksi.
Langkah awal pengelolaan gizi buruk
adalah mengatasi kegawatan yang ditimbulkannya, dilanjutkan dengan “frekuen
feeding” ( pemberian makan yang sering, pemantauan akseptabilitas diet (
penerimaan tubuh terhadap diet yang diberikan), pengelolaan infeksi dan
pemberian stimulasi. Perlunya pemberian diet seimbang, cukup kalori dan protein
serta pentingnya edukasi pemberian makan yang benar sesuai umur anak.
Tahap awal yaitu 24-48 jam per-tama
merupakan masa kritis, yaitu tindakan untuk menyelamat-kan jiwa, antara lain
mengkoreksi keadaan dehidrasi atau asidosis dengan pemberian cairan intravena. Cairan
yang diberikan ialah larutan Darrow-Glucosa atau Ringer Lactat Dextrose 5%.
Cairan diberikan sebanyak 200 ml/kg BB/hari. Mula-mula diberikan 60 ml/kg BB
pada 4-8 jam pertama. Kemudian 140 ml sisanya diberikan dalam 16-20 jam
berikutnya. Tahap kedua yaitu penyesuaian. Sebagian besar penderita tidak
memerlukan koreksi cairan dan elektrolit, sehingga dapat langsung dimulai
dengan penyesuaian terhadap pemberian makanan.
2.
Jelaskan hasil studi Women’s Health
Initiative Dietary Modification Trial mengenai hubungan antara diet rendah
lemak dengan resiko diabetes.
Jawab
:
Diet
rendah lemak tidak menurunkan insidensi diabetes kencing manis atau diabetes.
Demikian hasil studi Women’s Health Initiative Dietary Modification Trial. Meskipun
demikian, diantara badan selama periode studi 8 tahun, subyek yang mengalami
diabetes lebih sedikit.
Dr.
Lesley F. Tinker dkk dari Fred Hutchinson Cancer Research Center, Seatlle,
menyatakan bahwa berat badan lebih merupakan prediktor dominan untuk mengurangi
risiko diabetes dibanding komposisi makronutrien.
Pada
awal studi dilakukan investasi diet. Tujuan investasi diet adalah memberikan
20% energi dari lemak, yang disertai dengan pemberian sayuran dan buah-buahan
sebanyak 5 porsi atau lebih setiap hari. Baik kelompok diet maupun kelompok
kontrol, tidak diberi target untuk menurunkan berat badan atau melakukan
olahraga.
Pada
akhir studi, insidensi diabetes dilaporkan terjadi pada 7,1% subyek kelompok
intervensi dan 74% pada kelompok kontrol, dengan perbedaan yang tidak bermakna.
Kemaknaan
di atas menghilang jika diadakan koreksi terhadap perubahan berat badan, karena
itu dianggap bahwa penurunan berat badan yang mempunyai efek protektif
tersebut. Sedangkan peran pola diet rendah lemak pencegahan diabetes, hanya
merupakan mediator dari penurunan berat badan.
0 komentar:
Posting Komentar