KMS LAKI-LAKI
KMS PEREMPUAN
Jenis-Jenis ObaT......
3/07/2011 01:11:00 AM |
Label:
Farmakologi Gizi
1. Apa kelebihan dan kekurangan obat dari masing-masing jenis obat ?
Jawab :
Jenis Obat :
1. SERBUK; Pulveres dan Pulvis
Kelebihan :
a. Dosis tepat
b. Mudah diminum
c. Lebih manjur
d. Mudah diserap
e. Harga lebih murah
f. Mempermudah pasien meminum obat
Kekurangan :
a. Tidak higienis
b. Tidak homogen
c. Takaran tidak akurat
d. Adanya serbuk yang terbuang
e. Polifarmasi
f. Kestabilan terganggu
g. Rusaknya obat karena digerus
h. Human error tinggi
i. Ketidaktersediaan label pada kemasan
j. Terjadi interaksi obat
k. Meningkatnya toksisitas
l. Tidak tertutupnya rasa & bau yg tdk enak
m. Penyimpanan kadang lembab/basah.
2. PIL (Pillulae)
Kelebihan :
a. Rasa obat tak enak dapat tertutupi
b. Mudah ditelan karena bentuknya yang kecil.
Kekurangan :
a. Tidak sesuai untuk obat-obat yang dalam keadaan larutan pekat mengiritasi lambung
b. Tidak sesuai untuk obat yang dikehendaki aksinya cepat
3. TABLET (Compressi)
Kelebihan :
a. Konsentrasi yang bervariasi.
b. Dapat dibuat tablet kunyah dengan bahan mentol dan gliserin yang dapat larut dan rasa yang enak, dimana dapat diminum, atau memisah dimulut.
c. Untuk anak-anak dan orang-orang secara kejiwaan, tidak mungkin menelan tablet, maka tablet tersebut dapat ditambahkan penghancur, dan pembasah dengan air lebih dahulu untuk pengolahannya.
d. Tablet oral mungkin mudah digunakan untuk pengobatan tersendiri dengan bantuan segelas air.
e. Tablet merupakan bentuk sediaan oral yang paling mudah untuk diproduksi secara besar-besaran.
f. Tablet bisa dijadikan produk dengan profil pelepasan khusus, seperti pelepasan diusus atau produk lepas lambat.
g. Tablet paling mudah ditelan serta paling kecil kemungkinan tertinggal ditenggorokan, terutama bila tersalut yang memungkinkan pecah/hancurnya tablet tidak segera terjadi.
h. Tablet merupakan bentuk sediaan yang ongkos pembuatannya paling rendah.
i. Tablet merupakan bentuk sediaan yang utuh dan menawarkan kemampuan yang terbaik dari semua bentuk sediaan oral untuk ketepatan ukuran serta variabilitas kandungan yang paling lemah.
j. Secara umum, bentuk pengobatan dangan menggunakan tablet lebih disukai karena bersih, praktis dan efisien.
k. Sifat alamiah dari tablet yaitu tidak dapat dipisahkan, kualitas bagus dan dapat dibawa kemana-mana, bentuknya kompak, fleksibel dan mudah pemberiannya.
l. Tablet tidak mengandung alcohol
m. Tablet dapat dibuat dalam berbagai dosis.
Kekurangan :
a. Warnanya cenderung memberikan bahaya.
b. Tablet dan semua obat harus disimpan diluar jangkauan anak-anak untuk menjaga kesalahan karena menurut mereka tablet tersebut adalah permen.
c. Orang yang sukar menelan atau meminum obat.
d. Keinginan konsumen beda dengan yang kita buat/produk.
e. Beberapa obat tidak dapat dikepek menjadi padat dan kompak.
4. KAPSUL
Kelebihan :
a. Bentuknya menarik dan praktis.
b. Cangkang kapsul tidak berasa sehingga dapat menutupi obat yang memiliki rasa dan berbau tidak enak.
c. Mudah ditelan dan cepat hancur/larut dalam perut sehingga obat cepat diabsorpsi.
d. Dokter dapat mengkombinasikan beberapa macam obat dan dosis yang berbeda-beda sesuai kebutuhan pasien.
e. Kapsul dapat diisi dengan cepat karena tidak memerlukan bahan tambahan/pembantu seperti pada pembuatan pil dan tablet.
Kekurangan :
a. Tidak dapat digunakan untuk zat-zat yang mudah menguap karena pori-pori kapsul tidak dapat menahan penguapan.
b. Tidak dapat digunakan untuk zat-zat yang higroskopis (menyerap lembab).
c. Tidak dapat digunakan untuk zat-zat yang dapat bereaksi dengan cangkang kapsul.
d. Tidak dapat diberikan untuk balita.
e. Tidak bisa dibagi-bagi.
5. SUPPOSITORIA
Kelebihan :
a. Dapat menghindari terjadinya iritasi pada lambung.
b. Dapat menghindari kerusakan obat oleh enzim pencernaan.
c. Langsung dapat masuk ke saluran pembuluh darah sehingga akan memberikan efek yang lebih cepat dibanding obat per oral.
d. Bagi pasien yang mudah muntah atau tidak sadar.
e. Menghindari biotransformasi hati/sirkulasi portal.
f. Bila obat ditujukan untuk efek lokal.
Kekurangan :
a. Cara pakai tidak menyenangkan.
b. Absorbsi obat seringkali tidak teratur/sukar diramalkan.
c. Tidak dapat disimpan dalam suhu ruangan.
d. Tidak semua obat bisa dibuat suppositoria.
6. SALEP (Unguenta)
Kelebihan :
a. Keuntungan dasar salep absorpsi ini, walaupun masih mempunyai sifat-sifat lengket yang kurang menyenangkan, tetapi mempunyai sifat yang lebih mudah tercuci dengan air dibandingkan dasar salep berminyak.
Kekurangan :
a. Kekurangan dasar salep ini ialah kurang tepat bila dipakai sebagai pendukung bahan-bahan antibiotik dan bahan-bahan lain yang kurang stabil dengan adanya air.
7. LARUTAN (Solutiones)
Kelebihan :
a. Penyerapan obat lebih cepat
b. Kerja obat lebih cepat
c. Penyerapan obat hampir sempurna
d. Bioavailabilitas tinggi
e. Mudah bercampur dengan cairan biologis (getah lambung saluran cerna)
f. Merupakan campuran homogen.
g. Dosis dapat diubah-ubah dalam pembuatan.
h. Dapat diberikan dalam larutan encer, sedangkan kapsul dan dan tablet sulit untuk diencerkan.
i. Kerja awal obat lebih cepat karena obat cepat diabsorpsi.
j. Mudah diberi pemanis, bau-bauan dan warna dan hal ini cocok untuk pemberian obat pada anak-anak.
k. Untuk pemakaian luar, bentuk larutan mudah digunakan.
Kekurangan :
a. Stabilitas larutan kurang dibanding sediaan padat, contoh vitamin C
b. Kurang dapat menutupi rasa obat tidak enak, contoh garam ferro
c. Merepotkan penderita, karena harus menyiapkan sendok
d. Relatif lebih mahal daripada sediaan padat
8. EMULSI (Emulsa)
Kelebihan :
a. Dapat membentuk sediaan yang saling tidak bercampur menjadi dapat bersatu membentuk sediaan yang homogen dan stabil.
b. Bagi orang yang susah menelan tablet dapat menggunakan sediaan emulsi sebagai alternatif.
c. Dapat menutupi rasa tidak enak obat dalam bentuk cair, contohnya minyak ikan.
d. Meningkatkan penerimaan oleh pasien.
Kekurangan :
a. Sediaan emulsi kurang praktis daripada sediaan tablet.
b. Sediaan emulsi mempunyai stabilitias yang rendah daripada sediaan tablet karena cairan merupakan media yang baik untuk pertumbuhan bakteri.
c. Takaran dosisnya kurang teliti.
9. SUSPENSI
Kelebihan :
a. Bahan obat tidak larut dapat bekerja sebagai depo, yang dapat memperlambat terlepasnya obat.
b. Beberapa bahan obat tidak stabil jika tersedia dalam bentuk larutan.
c. Obat dalam sediaan suspensi rasanya lebih enak dibandingkan dalam larutan, karena rasa obat yang tergantung kelarutannya.
Kekurangan :
a. Rasa obat dalam larutan lebih jelas.
b. Tidak praktis bila dibandingkan dalam bentuk sediaan lain, misalnya pulveres, tablet, dan kapsul.
c. Rentan terhadap degradasi dan kemungkinan terjadinya reaksi kimia antar kandungan dalam larutan di mana terdapat air sebagai katalisator.
10. OBAT SUNTIK (Injeksi)
Kelebihan :
a. Obat cepat mulai kerja (onset cepat).
b. Efek obat dapat diramalkan dengan pasti.
c. Bioavailabilitas sempurna atau hampir sempurna.
d. Kerusakan obat dalam tractus gastrointestinal dapat dihindari.
Kekurangan :
a. Rasa nyeri suntikan, apalagi kalau sering kali harus diberikan.
b. Efek psikologis pada pendrita yang takut disuntik.
c. Kekeliruan pemberian obat atau kekeliruan dosis hampir tidak mungkin diperbaiki, terutama pemberian IV.
d. Obat hanya dapat diberikan kepada penderita di rumah sakti atau di tempat praktek dokter atau perawat yang kompeten.
11. OBAT TETES (Guttae)
Kelebihan :
a. Cepat bereaksi karena langsung diteteskan ke daerah yang terganggu.
b. Lebih homogen serta penggunaan dan penyimpanan steril.
Kekurangan :
a. Masa pemakaian lebih cepat.
b. Kadang mudah menyebabkan iritasi.
12. VAKSIN
Kelebihan :
a. Karena penggunaannya dengan cara disuntikkan (diinjeksikan) maka keuntungannya pun hampir sama dengan obat bentuk suntik (injeksi).
b. Manfaat obat vaksin itu untuk memberikan kekebalan tubuh terhadap penyakit dengan cara memasukkan virus dan bakteri dari kultur sel hewan yang sudah dilemahkan agar sistem imun kita dapat bekerja.
Kekurangan :
a. Karena penggunaannya dengan cara disuntikkan (diinjeksikan) maka kerugiannya pun hampir sama dengan obat bentuk suntik (injeksi).
b. Akanmenimbulkan bebagai penyahkit serius jika tubuh menolak dan tifak dapat bertahan terhadap obat vaksin yang dimasukkan ke dalam tubuh.
13. AEROSOL
Kelebihan :
a. Sebagian zat aktif/obat dapat dengan mudah diambil dari wadah tanpa sisanya tercemar atau terpapar.
b. Penggunaan dapat langsung ditujukan ke tempat yang memerlukan secara lokal dalam bentuk yang disesuaikan dengan keperluan.
c. Wadah Aerosol yang kedap udara, sehingga terlindungi dari pengaruh kelembaban udara, cahaya dan sterilitas tetap terjaga.
d. Pengobatan topikal dapat diberikan secara merata melapisi kulit, tanpa menyentuh daerah yang diobati. Penguapan cepat zat pendorong juga memberikan efek pendinginan dan penyegaran.
e. Pengguaannya merupakan proses yang “bersih”.
f. Prinsip Aerosol terdiri dari 2 komponen :
1. Cairan pekat produk
Zat aktif yang dicampur dengan bahan pembantu yang dibutuhkan( antioksidan, emulgator, suspending agent, pelarut) untuk ketsabilan dan efektifitas produk.
2. Pendorong (Propelan)
Gas cair atau campuran gas cair yang diberi tekanan. Bisa juga berfungsi sebagai pelarut atau pembawa cairan pekat produk.
g. Mudah dibawa (baik untuk penanganan pada saat kondisi pernafasan akut misalnya pada pasien atshma).
h. Lebih murah.
i. Tersegel baik dan meminimalkan oksidasi terhadap bahan terapeutik dan kontaminasi mikroba.
j. Efektif untuk penanganan gangguan pernafasan.
2. Tuliskan contoh dari masing-masing jenis obat tersebut !
Jawab :
I. Serbuk : Puyer 16, Puyer 88
II. Tablet : Paracetamol, Antalgin.
III. Kapsul : Super tetra, Diapet
IV. Suppositoria : Anusol/AnusolHC-buatan Pfizer (obat wasir yang dimasukkan ke dalam anus).
V. Larutan : Vicks Formula 44, Siladex
VI. Pil : Pil KB Andalan, Laxing
VII. Salep : Daktarin salep, Neoremacine salep
VIII. Emulsi : Balsem, White Night Cream (krim pemutih wajah)
IX. Suspensi : Combantrin (obat cacing), Scott’s Emulsion (minyak ikan)
X. Injeksi : Obat pelangsing bentuk injeksi, Narkoba bentuk injeksi
XI. Obat Tetes : Insto, Visine (obat tetes mata)
XII. Aerosol : Obat Asma
XIII. Vaksin : Vaksin Cacar, vaksin Malaria
3. Jelaskan jalur masuknya (metabolisme) obat dalam tubuh !
Jawab :
Farmakokinetik adalah ilmu yang mempelajari absorpsi, distribusi, metabolisme dan ekskresi obat dan secara singkat dimaksudkan pengaruh tubuh terhadap obat. Fase farmakokinetik adalah perjalanan obat mulai titik masuk obat ke dalam badan hingga mencapai tempat aksinya. Selama perjalanan obat akan banyak memasuki membran. Dari ciri-ciri struktur sel dan cara-cara zat pencerna dapat diketahui sifat-sifat fisika kimia obat yang dikehendaki melalui membran. Pengetahun ini dapat digunakan untuk mengusahakan hubungan aktivitas biologi dari seri molekul terhadap struktur kimia (Anief, 1990).
Untuk memberikan efek terapi atau farmakologi, oabt harus mencapai tempat aksi dalam konsentrasi yang cukup agar dapat menimbulkan respon. Ciri-ciri obat akan hilang bila obat meninggalkan tempat aksi baik dala keadaan utuh atau setelah mengalami metabolisme dan proses eksresi. Proses absorpsi, distribusi, metabolism dan eksresi (ADME) biasanya berjalan bersama waktunya secara langsung atau tak langsung biasanya meliputi perjalanan obat melintasi sel membran. Sebelum mencapai konsentrasi efektif pada tempat aksi, obat harus melakukan penetrasi beberapa rintangan (Anief, 1990).
a. ABSORPSI
Obat akan masuk badan bila penggunaan obat secara enteral atau parenteral. Yang dimaksud penggunaan obat secara enteral adalah penggunaan obat melalui mulut, di bawah lidah atau melalui dubur. Sedang penggunaan obat secara parenteral adalah secara intravena, intramuscular dan subkutan, selain itu penggunaan obat secara inhalasi, penggunaan obat secara topical (pada kulit) dan mata (Anief, 1990).
Sel adalah merupakankompleks bangunan dasar semua bentuk yang dapat bebas dari kehidupan. Dapat pula dikatakan merupakan unit aktivitas biologic yang mengandung membrane semi permeable dan mampu berkembang biak sendiri dalam suasana bebas dari sistem kehidupan yang lain (Anief, 1990).
Bentuk kehidupan yang rendah di bumi mengandung sel-sel yang sederhana yang mampu menjalankan semua fungsi esensial misalkan mencerna makanan, mengeluarkan zat-zat sisa yang tak berguna dan berkembang, suatu hal yang perlu untuk memelihara kehidupan (Anief, 1990).
Proses absorpsi terjadi, bila obat melintasi paling tidak satu membrane sel dan kemudahan absorpsi oabta akan member gambaran kadar obat yang mencapai pada jaringan dan cairan tubuh. Oleh karena itu perlu diketahui mengnai struktur membrane sel dan mekanisme fisika kimia yang terjadi dalam perjalanan obat melintasi membrane dengan bersama-sama faktor yang mempengaruhi proses ini, yang meliputi baik absorpsi, distribusi, metabolism dan ekskresi termasuk perjalanan obat beserta produk pecahanannya melintasi membran sel (Anief, 1990).
Agar dapat diabsorpsi obat harus dalam larutan. Obat yang diberikan dalam larutan akan lebih cepat diabsorpsi daripada yang harus larut dulu dalam cairan badan sebelum diabsorpsi. Obat yang sukar sekali larut akan sukar diabsorpsi dari larutan gastrointestinal. Makin tinggi kadar obat dalam larutan akan makin cepat obat diabsorpsi. Pada letak absorpsi yang mengandung lebih banyak pembuluh darah, maka absorpsi obat akan lebih cepat dan lebih banyak. Untuk memperlambta absorpsi obat dapat dilakukan dengan mempersempit pembuluh darah (vasokonstriksi), sebagai contoh injeksi anestesi local ditambah adrenalin yang menyebabkan vasokonstriksi dan efek memperlamba dimaksudkan untuk member efek anestesi yang lama.
Pada pasien yang mengalami shock sirkulasi darah menjadi jelek dan mengakibatkan hambatan bagi obat dalam mencapai tempat aksi dan berakibat kerja awal efek obat akan diperlambat.
Bagian badan yang mempunyai struktur permukaan yang luas, obat akan cepat diabsorpsi misalkan absorpsi obat pada endothelium paru-paru, rongga peut dan mukosa usus. Pada usus kecil terdapat banyak villi yang memperluas absorpsi melalui usus kecil jadi lebih cepat disbanding melalui perut.
Kecepatan absorpsi obat tergantung pada kecepatan pelepasan obat dari bahan pembawa bentuk oabt dan juga kelarutan obat dalam cairan badan atau cairan berair. Keceatan pelepasan obat dari bentuk sediaan per oral dapat disusun urutannya sebagai berikut:
1. Larutan dalam air
2. Suspensi
3. Kapsul
4. Tablet
5. Tablet bersalut gula
6. Tablet bersalut enterik
Makanan yang ada didalam perut akan mempengaruhi kecepatan dan besarnya absorbsi. Sebagai contoh pemberian Demethyl chlortetracyclin bersama-sama dengan susu akan banyak mengurangi absorbsi Demethyl chlortetracyclin. Sedang pemberian Griseofulvin dan antibiotik lain disertai dengan pemberian makanan dengan kadar lemak tinggi akan memperbesar absorbsinya. (Anief, 1990)
Langganan:
Postingan (Atom)